Ini adalah satu kisah tragis yang menimpa seorang anak
manusia. Kisah yang teramat tragis, yang tentunya tak akan pernah
terbayangkan akan terjadi namun ternyata benar benar terjadi.
Kisah
ini terjadi pada diri seorang gadis desa. Gadis yang dibesarkan di
lingkungan keluarga petani. Kehidupan keluarganya tidak jauh berbeda
dengan keluarga-keluarga lainnya di desa itu, hidup sederhana. Ia tumbuh
dengan kasih sayang dari kedua orang tua yang sangat menyayanginya,
yang senantiasa berharap akan kebahagiaan putrinya. Namun ternyata, di
saat gadis yang mereka banggakan itu tumbuh dewasa, spa yang mereka
harapkan dan impikan pupus di tengah jalan, berganti dengan kesedihan
yang mendalam.
Awalnya, gadis itu baik-baik saja, beraktivitas
seperti biasanya. Akan tetapi, mungkin media massa yang menayangkan
tontonan yang bersifat tidak mendidik telah mempengaruhi pikirannya.
Apalagi, dia adalah gadis yang normal, dimana ada saat ia akan merasakan
ketertarikan terhadap lawan jenis.
Media massa
telah mengajarkannya tentang pacaran atas nama cinta. Lakon sang pemuja
cinta, begitu diagung-agungkan. Sehingga terbentuklah pola pikir dalam
kepalanya bahwa pacaran atas nama cinta tiada terlarang, bahkan
berkorban untuk sang kekasih hati adalah suatu hal yang terpuji.
Hingga...
datanglah hari, dimana awal kehancuran itu akan menimpanya. Ia
berkenalan dengan seorang pemuda yang masih satu desa dengannya. Awalnya
hubungan mereka baik-baik saja. Namun kemudian berkembang menjadi
hubungan yang sudah tidak baik lagi. Ia menerima tawaran sang pemuda
untuk menjalin hubungan bernama pacaran dengannya.
Sang
pemuda telah mencuri hatinya. Ia telah termakan rayuan gombal yang
begitu manis. Siang malam hatinya dipenuhi dengan kerinduan akan
bayangan seraut wajah sang pemuda pujaan hati. Ia telah terhanyut dalam
arus asmara yang dirasakannya begitu indah dan romantis, persis seperti
yang ia lihat-lihat di sinetron-sinetron.
Sang pemuda pun berusaha
menunjukkan akan keseriusannya. Janji-janji manis ia lontarkan agar
sang gadis semakin menggila mencintainya.
Namun, hubungan
mesra mereka tak berlangsung lama. Hubungan asmara itu akhirnya tercium
juga oleh sang petani, ayah sang gadis. Ayah sang gadis itu pun marah.
Ia tak merestui hubungan putrinya dengan pemuda itu. Dimata sang ayah,
pemuda itu bukanlah pemuda baik-baik yang pantas untuk mendampingi
putrinya.
Sang
gadis pun menjadi gelisah. Dadanya terasa sesak. la merasa sudah sangat
mencintai pemuda itu dan tak mungkin sanggup untuk melepaskannya. ia
pun menjadi nekat. Ia telah berani berbohong kepada orang tuanya demi
untuk mencuri-curi waktu menemui sang pemuda dengan sembunyi-sembunyi.
Di
tempat yang sunyi, mereka memadu janji untuk tetap saling setia. Bahwa
rintangan apa pun akan mereka hadapi bersama, termasuk rintangan yang
datang dari kedua orang tua sang gadis itu sendiri.
Hilanglah
rasa malu dari diri sang gadis. Ia telah lupa bahwa dirinya adalah
makhluk berharga. la lupa bahwa ia memiliki kehormatan yang harus ia
jaga sebagai seorang wanita, bahwa kehormatan itu sangat tidak layak ia
jual murah hanya dengan kata "ATAS NAMA CINTA".
Suatu malam...
Malam
yang bagi mereka berdua adalah momen yang harus dirayakan sebagai
sepasang kekasih. Malam yang mereka kenal dari media massa sebagai malam
kasih sayang, malam valentine. Yah, malam valentine pun telah merasuk
ke desa-desa.
Malam itu, mereka mengikat janji untuk
bertemu lagi di sawah, di sebuah pondok kecil di tengah sawah. Pemuda
itu telah lebih dulu ada di sana menantinya. Tidak butuh waktu lama,
gadis yang dinantikan pun muncul. Mereka begitu bahagia.
Bersama,
mereka melepaskan kerinduan. Hingga akhirnya sang gadis pun menceritakan
perihal ayahnya kepada sang pemuda. Ayahnya masih juga menentang
hubungan mereka. Bahkan ayahnya semakin keras melarangnya. Sang gadis
pun terlihat sangat sedih.
Pemuda itu mulai
menghiburnya dan menenangkannya. Diraihnya tangan sang gadis, dan mereka
saling bertatap mata. Pada saat itulah, syetan menari-nari di antara
mereka. Di bisikannya kalimat-kalimat syahwat di telinga sang pemuda,
hingga muncullah keinginan yang kuat dalam dirinya.
Pemuda
itu pun tak mampu lagi membendung hasrat syahwatnya yang sudah sampai
di ubun-ubun. Ia merayu gadis itu mati-matian. Namun gadis itu menolak,
gadis itu tiba-tiba merasa cemas. Namun sayang, sudah terlambat ia
menyadari semuanya. Tempat mereka sangat jauh dari perumahan penduduk.
Pemuda
itu memaksanya, gadis itu meronta dan berteriak. Namun apalah daya
tenaga wanita jika dibandingkan dengan lelaki, sedang tidak ada lagi
manusia yang bisa mendengar teriakannya.
Hingga
terjadilah perbuatan laknat itu... Perbuatan yang telah mencabik-cabik
kehormatannya. Kehormatan yang seharusnya ia jaga dengan sepenuh jiwa
dan raganya, yang seharusnya hanya ia persembahkan kepada suami tercinta
yang halal baginya.
Lelaki macam apa
ini? Apakah pantas lelaki seperti ini dicintai? Yang merayu sedikit demi
sedikit, meyakinkan hati agar ia menjadi tergila-gila kepadanya,
sehingga ia bisa menghisap madu suci sang gadis tanpa rasa kasihan.
Lelaki yang telah diperbudak oleh nafsunya dan tidak bisa mempergunakan
lagi akalnya..
Astaghfirullah hal adzim…
Gadis
itu hanya bisa menangis sejadi-jadinya. Sedangkan sang pemuda menjadi
bingung akan apa yang telah ia lakukan. la berusaha menenangkan sang
gadis, namun gadis itu semakin menjadi. la menuntut pemuda itu untuk
bertanggung jawab akan kekejian yang telah ia perbuat. Namun syetan tak
hanya berhenti sampai di situ. Ia terus merasuki kepala sang pemuda,
membuatnya kacau dan ketakutan akan dampak dari dosa yang baru saja ia
perbuat.
Pikirannya kalap mendengar raungan-raungan sang
gadis yang menuntutnya untuk bertanggung jawab. Sedangkan ia tak pernah
memikirkan sebelumnya akan arti tanggung jawab. Hingga... ia menjadi
kalap dan tak mampu lagi berpikir waras. Dibentaknya sang gadis dengan
kasar agar ia segera diam. Namun gadis itu tetap saja menangis. Pemuda
itu menjadi sangat kesal, dan tanpa berpikir panjang lagi, diraihnya
leher sang gadis dan dicekiknya hingga mati…
Melihat
mayat kekasihnya terkapar tak bernyawa lagi, pemuda itu menjadi panik,
la tak tahu harus berbuat apa. Ia ketakutan dan lari meninggalkan gadis
itu sendiri, di tengah sawah yang sunyi, di malam yang gulita, dengan
noda yang hina, dengan su'ul khotimah (akhir yang buruk) yang menemani
ajalnya dan dengan tawa riang sang syetan laknatullah 'alaih.
Pemuda
yang ia puja telah menipunya. Pemuda yang ia banggakan telah
menodainya, pemuda yang selalu ia rindukan telah menyiksanya, pemuda
yang telah menjadikannya anak durhaka kepada orang tuanya telah
membunuhnya dan pemuda yang selama ini menyanjungnya dengan pujian
indah, tega meninggalkannya sendiri dalam sunyi malam sebagai sesosok
mayat yang tak bernyawa lagi. Tanpa rasa kasihan. Di malam valentine,
yang katanya malam kasih sayang, malam perayaan orang-orang kafir...
na'udzubillaahi min zalik...
(Source:karena cinta Aku murtad,suherni)
Saudaraku..
Semoga kita bisa mengambil ibrahnya..
Ketika
kita dititpkan perasaan cinta,maka janganlah cinta itu menjadikan kita
seperti berhala dengan memujanya berlebihan,hingga kita lupa akan semua
hal..
Kita memujanya,menyembah cinta melebihi memuja dan menyembah Allah..
Lupa akan aturan-aturan agama yang sudah mengatur batas hubungan dengan lawan jenis
Lupa dengan orangtua kita,
lupa dengan Allah..
Astaghfirullah hal adzim..
Saudariku...
Itukah
bukti bahwa lelaki itu mencintainya? Sebesar itukah pengorbanan yang
harus dipertaruhkan? Betapa kasihannya gadis itu. Betapa besar kehinaan
yang harus ia tanggung hanya karena kata-kata cinta yang palsu.
Tidakkah ini menjadi pelajaran bagimu?
Bagaimana Allah dan Rasul-Nya begitu menyayangimu.
la tak ingin engkau celaka.
Karenanya, diturunkannya kepadamu aturan-aturan untuk menjagamu, bukan untuk mengikat dan mengekangmu.
Ia
dan Rasul-Nya memerintahkanmu untuk menutup aurat agar engkau
senantiasa anggun dan terjaga dari mata-mata serigala yang dipenuhi
dengan bisikan-bisikan syaithan.
Diperintahkannya
kepadamu untuk tetap tinggal di rumahmu, taat kepada ibu-bapakmu selama
hal itu bukan karena maksiat kepada Allah,
menjaga pandangan dan tidak berdua-duaan dengan lelaki yang bukan mahrammu.
Tidak ikut-ikutan dengan budaya kaum kafir yang tidak bermanfaat.
Sudah luruhkah keyakinanmu bahwa Allah menciptakan manusia dengan jodohnya masing-masing.
Tidakkah lebih baik jika engkau bersabar dalam penantian akan jodoh terbaik yang dipilihkan oleh Allah untukmu?
Kita berhak memilih pasangan yang kita inginkan..
Pilihlah pasangan yang baik yang mencintaimu dengan menjagamu dari perbuatan dosa..
Mengingatkanmu kepada Allah..
Saudariku...
Jika lelaki yang mengaku mencintaimu itu benar-benar mencintaimu,
ia tidak akan mungkin menghinakanmu.
Ia akan menghargaimu dan tidak akan berbuat kurang ajar kepadamu.
Ia akan berusaha mendapatkanmu dengan cara sayang baik dan halal.
Ia akan datang baik-baik kepada orang tuamu dan meminangmu,
tidak
dengan mengajarimu berbohong dan memancingmu keluar dari rumahmu, jauh
dari pengawasan orang tuamu dan berdua-duaan dalam sepi.
Namun,
lelaki
baru akan menghormatimu jika engkau menghormati dirimu sendiri dan
menjaga kehormatanmu sendiri dengan syari'at yang telah ditetapkan-Nya.
Maka menikahlah..
Menikah untuk menggapai ridho Allah dan mem buat kita lebih terjaga.
'Lihatlah,
betapa Allah ingin agar engkau terjaga, agar pintu-pintu yang bisa
membawamu kepada kehancuran tetap tertutup rapat. Karena mencegah dan
bersabar, itu lebih mudah daripada menanggung beban dan akibatnya.
Wallahu'alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar